RSS

Bermimpi untuk wujudkan mimpi

Kita harus bermimpi jika ingin mewujudkan mimpi itu. Anda pantas memiliki apapun yang benar-benar anda inginkan dalam hidup, dan semua mimpi anda sah-sah saja jika semua itu penting untuk anda. Pikirkanlah secara medalam apa yang anda inginkan , yang ingin anda ciptakan. Pertimbangkan berbagai wilayah yang berbeda dalam hidup anda dan fokuslah pada apa yang anda inginkan. Janganlah anda focus pada yang anda takuti, jangan focus pada hal yang ingin anda hindari, jangan focus apa yang tidak anda inginkan.

Hargailah semua itu dan milikilah semua tanpa rasa takut, malu atau lerhambat. Mimpi dan hasrat anda tidak tunduk pada persetujuan seseorang. Semua itu milik anda sendiri, tapi anda harus menjabarkannya agar semua meraihnya.

Mimpi dan keinginan anda harus dilayani agar membakar hasrat dalam diri anda. Dan hasrat ini bukan hanya akan menginspirasi anda untuk meraih mimpi-mimpi itu , tapi juga akan mengirimkan frekuensi getara positif pada alam semesta. Lazimnya, melalui hokum daya tarik, pada akhirnya alam raya akan merespon.
Jangan anda membatasi atau menghalangi visi anda untuk masa depan. Anda harus percaya pada diri sendiri bahwa andalah pantas mendapatkan keinginan anda. Jagalah semua tindakan, mimpi, tujuan dan keinginan agar tetap sesuai dengan tujuan hidup kita. Putuskan apa yang benar-benar anda inginkan untuk masa depan.

Apakah kita mengetahui tujuan dan keinginan kita sesungguhnya ? Sudahkah kita mengenali tujuan hidup kita? Apakah yang ingin kita lakukan ? apakah yang ingin kita selesaikan ? kemanakah kita? Dst..
Ya betul tujuan kita adalah mendapatkan ridha Allah.

Sayangnya, sebagian besar dari kita memberikan waktu atau mencurahkan pikiran yang sangat sedikit pada pertanyaan-pertanyaan diatas. Kita begitu terperangkap dalam kegiatan dan kesibukan sehingga kita sulit untuk tetap focus dalam tujuan itu, disetiap kegiatan kita.

Agar berjalan selaras dengan hokum daya tarik, kita harus memesan keinginan dalamkehidupan ini yang kurang lebih sama dengan saat meesan menu makanan di restoran favorit kita. Anda harus memperjelas tujuan anda, dan spesifik detail. Berhentilah menunggu apa yang akan terjadi dalam hidup anda, sadarilah bahwa anda berperan aktif dalam pembentukan masa depan anda sendiri dengan menyatakan keinginan anda sejelas-jelasnya.

Faktor yang penting adalah, jika anda tidak benar-benar menyadari atau benar-benar tahu apa yang anda minta, maka bagaimana mungkin anda bisa berharap mendapatkannya? Jadi penting bagikita untuk selalu merenung untuk memutuskan apa yang benar-banr ingin anda tarik dalam hidup ini, tuliskanlah semua itu dan perjelas semuanya.

Orang yang tidak tahu kemana ia akan pergi, maka tidak ada angin yang menunjukkan arah padanya (Seneca).

Sumber: DD Wakins, the secrets law of attraction.

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

Jiwa nan jernih

Dari riwayat Imam Ahmad, musnad dari Anas r.a. dikatakan, "Kami duduk-duduk bersama Rasulullah saw., lalu beliau bersabda, “Akan muncul pada kalian seorang laki-laki dari lembah ini. Dia berasal dari golongan ahli Surga.” Lalu muncullah seorang Anshar yang menyela jenggotnya dari air wudhu dengan menggantungkan kedua sandalnya di tangan kirinya. Lalu, orang itu memberi salam.
Esok harinya, Rasulullah saw. Bersabda seperti itu lagi. Lalu, muncullah orang itu seperti halnya kemarin..
Karena penasaran dengan sabda Rasulullah , sahabat Abdullah bin Amru ibnul Ash r.a.segera mengikuti orang itu. Dia berkata, 'Aku meninggalkan ayahku dan bersumpah tidak akan pulang selama tiga malam. Sehingga aku ingin menumpang di rumahmu selama tiga malam.'
Maka, orang itu menjawab, 'Ya.' Berkata Anas r.a., 'Abdullah mengatakan bahwa dia bermalam selama tiga malam dan tidak pernah melihatnya bangun untuk shalat tahajud. Bahkan, jika dia bangun tengah malam lalu takbir kemudian tidur sampai bangun subuh untuk shalat fajar.
Abdullah berkata, 'Namun, aku tidak pernah mendengar darinya perkataan kecuali perkataan yang benar.' Ketika kami akan meninggalkannya setelah tiga malam,hampir-hampir aku merendahkan perbuatannya.
Aku berkata, 'Wahai Abdullah, tidak ada antara aku dan orang tuaku kemarahan dan tidak pula saling menjauh, tetapi aku mendengar Rasulullah saw bersabda tiga kali bahwa akan muncul seorang ahli surga, engkau muncul pula tiga kali.
Aku ingin tinggal bersamamu untuk melihat apa yang engkau kerjakan. Aku telah mencoba melihat apa yang engkau lakukan, namun tidak melihat kamu mengerjakan pekerjaan yang lebih daripada kami semua.
Apa yang telah sampai kepadamu sehingga Rasulullah saw bersabda tentang kamu?'

Dia berkata, 'Aku tidak melakukan apa pun kecuali apa yang engkau saksikan.
Namun, aku tidak mendapatkan pada diriku rasa curang terhadap orang lain dan tidak pula merasa iri dengki atas kebaikan yang telah diberikan oleh Allah atasnya.'

Abdullah bin Amru berkata kepadanya, 'Inilah yang telah sampai kepadamu dan ini pulalah hal yang kami tidak mampu (kuat) untuk melakukannya,' sambil menunjuk kepada hatinya."

Kejadian ini juga dikisahkan dalam Al-Qur’an , dimana Allah SWT memuji sahabat dari kaum Anshar dengan firman-Nya, yang artinya "...Dan mereka tiada menaruh keinginan dalam hati mereka terhadap apa-apa yang diberikan kepada mereka (orang Muhajirin); dan mereka mengutamakan (orang-orang Muhajirin); dan mereka mengutamakan (orang-orang Muhajirin), atas diri mereka sendiri. Sekalipun mereka memerlukan (apa yang mereka berikan itu).... "(Qs. al-Hasyr: 9)
Para ulama berpendapat bahwa di dalam hati mereka tidak terdapat perasaan dengki dan marah atas segala sesuatu yang dikaruniakan Allah kepada kaum Muhajirin. Sebagian dari mereka pun berpendapat bahwa harta yang dimaksud adalah harta rampasan perang. Dan, dikatakan juga dari kelebihan dan kemajuan yang dirniliki orang lain. Mereka tidak membutuhkan apa pun, baik harta , pangkat-jabatan atau kedudukan dan biasanya terjadi iri dan dengki terhadap keduanya itu.

Saudaraku, sungguh beruntunglah seorang hamba yang menata qolbunya menjadi bening, jernih, bersih, dan selamat. Karena selain senantiasa merasakan kelapangan, ketenangan, ketenteraman, kesejukan, dan indahnya hidup di dunia ini, pancaran kebeningan hati pun akan tersemburat pula dari indahnya setiap aktivitas yang dilakukan.
Wajahnya bercahaya, ceria, senyuman tulus seperti ini, kata-katanya akan bersih dari melukai, jauh dari menyombongkan diri.

Sebagaimana riwayat Abdullah bin ‘Amr, bahwa Rasulullah SAW pernah ditanya:“Ya Rasulullah, manusia mana yang lebih unggul?”
Beliau menjawab, “Setiap yang bersih hatinya dan jujur perkataannya.”
Para sahabat bertanya, “Yang jujur perkataannya kami tahu, sedang yang bersih hatinya, bagaimana?”
Beliau menjawab, “Tak ada dosa, zalim, dendam dan iri hati di dalamnya.”

Saudaraku, ketika hati kita (jiwa kita) tidak bersih, tentu kita tidak dapat mengenal diri kita sebenarnya. Jika sudah tidak dapat mengenal diri kita, tentu kita tidak akan dapat mengenal Tuhan kita.

Allahu a’lam
sumber : aldakwah.org dll.

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

Tidak menuntut upah

Ada ungkapan kalimat menarik dari Ibnu Atha'ilah dalam kitab Hikam, ‘ Apabila engkau menuntut pahala untuk sesuatu amal perbuatan, pasti engkau juga akan dituntut kesempurnaan dan keikhlasanmu dalam perbuatan itu. Dan bagi seorang yang belum merasa sempurna, harus merasa puas jika ia telah selamat dari tuntutan.’
Seringkali kita menuntut dan berharap,bahkan terkesan memaksakan kepada Allah untuk mengabulkan segala permintaan kita. Andaikata kita menuntut upah kepada Allah dari amal kebaikan kita, maka Allah pun akan menuntut kesempurnaan dan keikhlasan dari amal-amal kita. Bila demikian, sanggupkah kita memenuhi tuntutan tersebut?
Sungguh berat untuk kita lakukan.

Maka, daripada menuntut Allah memberikan upah dan pahala, lebih baik kita menuntut diri menyempurnakan amal-amal yang kita lakukan. Insya Allah ketika kita bersungguh-sungguh melakukan yang terbaik untuk Allah, maka Allah pun akan memberikan upah terbaik pula bagi kita, tanpa diminta. Jumlahnya pun lebih banyak dari yang kita minta. Sebab, barangsiapa yang bersungguh-sungguh kepada Allah, maka Allah pun akan lebih bersungguh-sungguh kepadanya.
Sebenarnya, diterimanya amal yang kita lakukan saja, sudah merupakan keberuntungan yang teramat besar, walau tanpa disertai upah. Ibnu Atha'ilah menegaskan kembali, Jangan menuntut upah terhadap amal perbuatan yang kau sendiri tidak ikut berbuat, sangat besar balasan (upah) Allah bagimu, jika Allah menerima amal itu.

Di sinilah terjadi perubahan paradigma berpikir. Kebahagiaan kita bukan lagi dari menerima hasil, kebahagiaan kita terletak pada proses menjalankan amal dengan cara terbaik. Benarlah bila dikatakan bahwa , kekuasaan seorang hamba hanya sampai pada bersungguh-sungguh dalam proses. Sedangkan Allah sajalah yang menentukan hasilnya.

Maka, daripada sibuk memikirkan pahala shalat, lebih baik kita memikirkan bagaimana agar shalat kita bisa khusyuk, tepat waktu, berjamaah di masjid, dan berada pada shaf terdepan. Daripada memikirkan limpahan rezeki buah dari sedekah, lebih baik kita berpikir bagaimana kita bisa ikhlas bersedekah dan memberikan barang terbaik. Daripada memikirkan dapat memasuki pintu Ar Rayyan di surga, lebih baik kita berpikir dan berusaha melakukan shaum terbaik. Sehingga tidak hanya menahan lapar dan haus saja, tapi juga menahan pancaindra, hati dan pikiran dari yang diharamkan Allah. Demikian seterusnya.
Bila tahapan ini berhasil kita lalui, di mana terjadi pergeseran paradigma berpikir, maka kita akan mendapatkan anugerah berikutnya, yaitu kebahagiaan dan rasa syukur karena Allah masih memberikan kesempatan bagi kita untuk beramal.

Difirmankan dalam QS Ash Shaaffaat [37] ayat 96, "Padahal Allah-lah yang menciptakan kamu dan apa yang kamu perbuat itu. Ibrahim Al Laqqany menguatkan, Dan Allah-lah yang menjadikan hamba dan segala perbuatannya. Dia pula yang memberikan taufik untuk siapa yang akan sampai (mendekat) kepada-Nya. "
Saudaraku, Allah Maha Pengasih kepada hamba-hamba-Nya. Dia akan mencurahkan rahmat dan kemuliaan kepada mereka yang ikhlas dijalan-Nya. Ketika kita bersyukur atas kesempatan yang Allah berikan, dan kita memandang kecil (sekecil-kecilnya) amal tersebut, saat itu pula Allah akan membesarkan amal-amal kita dan memuliakan kita di hadapan makhluk. Salah satunya, Jika Allah akan menunjukkan karunia-Nya kepadamu, maka ia akan menjadikan dan menamakan amal kebaikan itu perbuatanmu.

Misal, Allah memampukan kita bersedekah, kemudian orang-orang menganggap kita ahli sedekah. Padahal tanpa izin dan karunia Allah, proses sedekah tidak akan pernah terjadi. Karena kasih sayang-Nya, kita dipandang baik orang lain. Aib-aib kita pun Allah sembunyikan dari pandangan mereka. Begitulah, Allah yang berbuat, kita yang disebut! Wallahu a'lam.

sumber kutipan : tulisan KH Abdullah Gymnastiar

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

yang disukai belum tentu baik

Umumnya kita menggolongkan suatu peritiwa yang menimpa menjadi dua kelompok besar, yaitu peristiwa yang baik menurut kita dan peristiwa buruk. Sudut pandang ini juga bergantung pada latar belakang, budaya serta pandangan keyakinan masing-masing. Baik dan buruk suatu peristiwa seringkali menjadi bahan perdebatan yang berlarut-larut. Dan ini wajar karena adanya perbedaann standar keyakinan yang dianut masing-masing orang.

Bagi orang beriman, tentunya dari segala peristiwa yang dialami , selalu tertuju pada keyakinan bahwa hanya Allah yang mengetahui apa yang terbaik dan terburuk untuk hamba-Nya. Dan tentu tidak sama dengan pandangan manusia, sebab pengetahuan Allah tiada terbatas. Manusia hanya sanggup melihat tampilan luaran suatu peristiwa dan hanya mampu bersandar pada penglihatan yang terbatas. Oleh karena kekurangan informasi dan pemahaman ini membuat kita tidak menyukai sesuatu, padahal sebenarnya itu baik buat kita. Sebaliknya bisa saja kita mencintai sesuatu, padahal itu merupakan sebuah keburukan.

Untuk melihat kebaikan itu seorang hamba beriman harus menyerahkan rasa percayanya kepada kebijaksanan Allah yang tiada terbatas dan percaya bahwa ada kebaikan dalam segala hal yang terjadi.

Suatu hal yang dibenci kadang justru mendatangkan kesenangan, suatu hal yang disukai sering malah mendatangkan kesusahan. Janganlah merasa aman dengan kesenangan, karena dibalik itu bisa menimbulkan keudaratan. Saudaraku, janganlah merasa putus asa karena kelsulitan yang dihadapi.

Sebagaimana Allah berfirman, yang artinya ,” diwajibkan atas kamu berperang, padahal berperang itu adalah suatu yang kamu benci. Boleh jadi kamu membenci sesuatu, padahal ia amat baik bagimu, dan boleh jadi (pula) kamu menyukai sesuatu, padahal ia amat buruk bagimu, Allah mengetahui, sedang kamu tidak mengetahui ,” (Qs. Al-Baqarah : 216).
Allah menyatakan dalam ayat ini, bahwa persitiwa yang dianggap baik oleh manusia , pada suatu ketika justru merugikan manusia itu sendiri. Begitu pula sesuatu yang sebenarnya ingin dihindari karena dianggap merugikan malah bisa menyebabkan kebahagiaan dan kedamaian.

Dengan menyakini hal ini, kita akan memiliki pandangan yang lebih baik. Kita akan selalu merasa bersyukur atas segala yang menimpa kita.

Saudaraku, seorang hamba tidak akan memperoleh kenikmatan surga kecuali ia telah mendapatkan ujian yang dibenci oleh jiwanya. Sebagaimana disabdakan Rasulullah saw, yang artinya ,” Surga itu dikelilingi (dipenuhi) oleh berbagai hal yang dibenci dan neraka itu dikelilingi oleh berbagai syahwat (kesenangan) hawa nafsu”, (Hr Bukhari Muslim).
Sesuatu yang dibenci adalah segala persitiwa atau keadaan yang dibenci oleh jiwa dan jiwa merasa terbebani olehnya. Bisa berupa musibah, bencana, kesungguhan atau pengorbanan jiwa dalam melaksanakan berbagai ketaatan dan menjauhi berbagai perbuatan maksiat, sabar menerima musibah dan berserah diri kepada ketentuan Allah terhadap musibah itu.

Dalam suatu riwayat diceritakan bahwa Rasulullah bersabda tentang sahabat yang kehilangan penglihatannya. Allah Azza wa Jalla berfirman dalam hadits qudsi, yang artinya ,” Jika hamba-Ku diuji dengan (dicabutnya) nikmat dua buah benda yang dicintainya, kemudian ia bersabar, maka Aku akan menggantikan kedua benda tersebut dengan surga ,” (Hr Bukhari).
Dari riwayat Abu Hurairah, bahwa ketika Rasulullah saw menjenguk orang sakit, beliau bersabda, yang artinya ,” Beritakanlah kabar gembira, sesungguhnya Allah Azza wa Jalla pernah berfirman, “Penyakit itu adalah api-Ku yang aku timpakan kepada hamba-Ku yang mukmin didunia ini, agar ia dapat selamat dari api neraka pada hari akhir nanti”. (Hr Bukhari dan Hakim).

Dengan memahami apa rahasia dibalik segala kesulitan adalah bagian dari ujian yang diberikan Allah kepada hamba-hamba-Nya, kita dapat mengetahui bahwa cobaan itu adalah sunnah Rabbani yang sarat dengan hikmah dan rahmat-Nya.
Yakinlah saudaraku, sesungguhnya Allah tidak menetapkan sesuatu, baik dalam bentuk suatu ciptaan maupun syariat, melainkan didalamnya terdapat kebaikan dan rahmat bagi hamba-Nya. Terdapat hikmat yang sangat banyak dalam setiap musibah yang tidak diketahui dengan akal manusia biasa.

Inilah yang dinamakan nikmat tersebunyi, maka orang-orang shaleh terdahulu selalu gembira ketika mereka ditimpa suatu penyakit atau musibah, seperti gembiranya kita ketika mendapat kemewahan.
Rasulullah saw pun menyebutkan bahwa cobaan para Nabi dan orang-orang shaleh adalah penyakit, kefakiran dst. Kemudian Rasulullah saw bersabda, yang artinya, “ Sehingga salah seorang diantara mereka, merasa sangat gembira dengan bala yang menimpanya, seperti gembiranya salah seorang diantara kalian ketika mendapatkan kemewahan (kelapangan),” (Hr Ibn Majah).
Bahkan para salaf berkata, ‘Wahai anak Adam, nikmat Allah yang tidak engkau sukai yang telah diberikan kepadamu lebih besar (manfaatnya) dari nikmat Allah yang engkau sukai ‘. (Madarij as-Salikin).

Saudaraku, ingatlah selalu dari Abu Hurairah ra berkata , bahwa Rasulullah bersabda, yang artinya ,” Sesungguhnya seseorang itu untuk memperoleh kedudukan disisi Allah, ia tidak akan mencapainya dengan amal perbuatannya. Allah akan memberikan ujian berupa sesuatu yang dibencinya hingga ia dapat mencapai kedudukan tersebut, “ (Hr Abu Ya’la dan Ibn Hibban).

Kadangkala kondisi kita yang prima, sehat, karier bagus, berlimpahkanya harta, membuat kita mudah bersikap berlebihan, membanggakan diri, dan akhirnya mengkufuri nikmat. Kita menjadi terlalu menikmati kegagahan, kekuatan dan kondisi yang nyaman. Kondisi ini rentan untuk justru membuat kita makin jauh dari sikap taat dan tunduk kepada Allah dan tawadhu dalam menghambakan diri kepada Allah.

Allahu a’lam
Sumber : Hendra Setiawan , agar selalu ditolong Allah,Abdullah bin Ali al-Juaitsin.

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

Mangkir dari shalat

Disadur dari KH Abdurrahman Arroisy dalam “30 kisah teldan”, menceritakan bahwa : Dalam suatu masa, di kala senja terlihat seorang wanita mengetuk kediaman Nabi Musa as. Kulitnya bersih dan indah wajahnya. Namun dari raut mukanya memperlihatkan kesan bahwa dia sedang menanggung beban derita yang mendalam.
Ia mengucapkan salam dengan lirih. Namun demikian terdengar jawaban dari dalam rumah, “Waalaikum salam, silakan”.
Wanita cantik ini bertamu sambil menundukkan mukanya karena beban kesedihan.
“Wahai nabi Allah. Tolonglah saya. Doakan saya, agar Tuhan berkenan mengampuni dosa keji saya”.
“Apakah dosamu, wahai hamba Allah?” Tanya Nabi Musa as.
“Saya takut mengatakannya “, jawab wanita itu.
“ Katakanlah wahai hamba Allah, jangan ragu-ragu “, desak Nabi Musa as.
Akhirnya wanita itu, dengan berat bercerita walau terbata-bata,” ….Saya… telah berzina “.
Nabi pun terhenyak.Wanita itu melanjutkan ceritanya, “ Dari perzinahan itu akhirnya saya hamil”.Ia pun makin terisak, “ Setelah anakku lahir , sayapun membunuhnya “, dan akhirnya pecahlah raungan penyesalan dari wanita tadi.

Mendengar cerita itu, maka Nabi Musa menjadi marah besar. Wajahnya memerah. Dengan berang ia menghardik ,” Wanita terlaknat, menyingkirlah dari sini!”
“ Menyingkirlah dari sini, agar siksa Allah tidak jatuh ke dalam rumahku karena perbuatanmu, pergilah…!”

Dengan isak yang makin keras, wanita itu segera meninggalkan kediaman Nabi Musa as. Kini ia tak tahu lagi, harus kemana lagi hendak mengadu. Nabi Allah saja sudah menolaknya, terbayang betapa besar derita dosa yang harus ia pikul…., betapa hina perbuatannya…..

Beberapa saat setelah wanita itu pergi. Allah memerintahkan Malaikat Jibril untuk turun mendatangi Nabi Musa.
Jibril bertanya, “ Wahai nabi Alllah, mengapa engkau menolak seorang wanita yang hendak bertaubat dari dosanya ?”
“Wahai nabi allah, tidakkah engkau mengetahui , bahwa ada dosa yang lebih besar daripadanya?”
Nabi Musa as, tersadar dari kemarahannya, dan bertanya ,” Dosa apakah yang lebih besar dari kekejian seseorang yang berzina dan membunuh jiwa ?”
Jibril berkata, “ Orang yang meninggalkan shalat dengan sengaja dan tanpa menyesal. Orang itu dosanya lebih besar daripada seribu kali berzina “.

Mendengan itu. Nabi Musa bergegas mencari dan memanggil wanita tadi, untuk menghadap kembali kepadanya. Nabi Musa pun mengangkat tangan dan dengan khusyu berdoa memohonkan ampunan kepada Allah untuk wanita itu.

Saudaraku, berapa banyak kita mangkir dari shalat bahkan meninggalkan sholat dengan sengaja dan tanpa penyesalan sedikitpun. Betapa kita meremehkan perintah Allah.
Hamba Allah yang beriman, marilah segera kita bertaubat dan segera menyesali perbuatan itu. Dan berjanji untuk tidak lagi melakukan perbuatan yang menyia-nyiakan shalat kita.
Semoga Allah member hidayah dan kekuatan untuk kita selalu menegakkan shalat dengan istiqomah.

Bukankah Rasulullah telah bersabda, yang artinya : “ Orang yang meninggalkan sholat lebih besar dosanya dibanding dengan orang yang membakar 70 buah Al-Qur"an, membunuh 70 nabi dan bersetubuh dengan ibunya di dalam Ka’bah.
Dalam hadis yang lain disebutkan bahwa orang yang meninggalkan sholat sehingga terlewat waktu, kemudian ia mengqadanya, maka ia akan disiksa dalam neraka selama satu huqub. Satu huqub adalah delapan puluh tahun. Satu tahun terdiri dari 360 hari, sedangkan satu hari diakhirat perbandingannya adalah seribu tahun di dunia “.

Wallahu a’lam bishshowab.
Sumber : lembar tausiyah 2009

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

Tak pikirkan hasil akhir

Jiwa seorang hamba seringkali menjadi tidak tenteram dan cenderung kearah depresi karena disebabkan oleh seringnya memikirkan hasil akhir dari sebuah usaha. Bahkan kita seolah sudah menjadi terbiasa berpikir dengan menggunakan pola ‘hasil akhir’ . Namun akibatnya justru kita menjadi tidak efisien dalam bertindak.
Dalam bhagavad Gita, dituliskan bahwa ‘berkaryalah sebatas kemampuanmu, namun jangan selalu memikirkan hasil akhirmu. Janganlah (sekali-kali) pahala menjadi motifmu, jangan pula bermalas-malasan dan duduk diam.
Sebagaimana pengalaman masa lalu kita, ketika masih duduk di bangku kuliah. Seringkali kita cenderung memikirkan bagaimana hasil akhir dari tugas skripsi kita. Kita sering membayangkan bagaimana ya, kalu nilai skripsiku buruk, gagal total.
Belum lagi sudah membayangakan, nanti kena semprot dosen karena kualitas tulisan kita amburadul. Bagaimana kalau usulan sripsi kita ditolak, dikatakan tidak ilmiah dst.
Karena seringnya memikirkan hasil akhir, terpolah-lah di pikiran kita “ bagaimana kalau “…., maka akhirnya mahasiswa ini menjadi mahasiswa abadi, susah lulusnya. Dia menjadi terbelenggu dengan pola itu daripada mencurahkan energinya untuk mulai menulis skripsinya itu. Kreatifitas menjadi mandek, stagnan.
Ada produk pikiran lainnya, yang juga menjadi belenggu pikiran kita. Yaitu rasa memiliki. Rasa ini akan membuat kita sulit melepaskan apapun yang kita miliki. Rasa ini membuat jiwa kita tidak tenang dan gelisah.


Bila kita memiliki jabatan tinggi, maka sudah alamiah bila suatu ketika akan memasuki masa pensiun.dsb.
Pertemuan dan perpisahan adalah sebuah hal yang sangat wajar. Yang membuat tidak wajar adalah rasa memiliki yang kuat. Mari kita berusaha mulaimengikir rasa memilki paad benda apapu ( gelar, status social, jabatan dst), dan siapapun (teman, kelompok, pacar dst). Maka jiwa kita menjadi tenang.


Kita harus memahami bahwa semuanya itu, hanya untuk sesaat. Semua yang ada disekeliling kta akan terus emngalami perubahan. Berikanlah ruang lebih santai yang lebih luas dalam kehidupan anda.

Allahu a'lam

Sumber : gagal itu indah, yusran pora.

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

Nikmat besar yg bisa menghancurkan

Rasulullah saw, pernah bersabda, yang artinya ,” Ada dua nikmat yang membuat rugi kebanyakan manusia yaitu kesehatan dan waktu luang (senggang)”, Saudaraku, hadits ini menjelaskan kepada kita bahwa kedua nikmat yang sangat berharga ini terkadang bahkan sering menyebabkan kebanyakan dari kita justru terpuruk dalam kerugian yang sangat besar. Al ghaban, atau kerugian adalah diibaratkan membeli dengan harga yang berlipat dan menjual dengan harga yang tak sebanding (terlalu murah).
Inb Al Jauzi menyatakan bahwa,’ seringkali orang dalam keadaan sehat, namun ia merasa tidak mempunyai waktu luang karena kesibukannya dalam karier, mencari penghidupan.
Disaat karir kerja sedang menanjak pesat, kesehatan prima, dan penyakit malas untuk berbuat taat kepada Allah seringkali menghampiri kita.

Sungguh beruntung bagi seorang hamba yang mempergunakan waktu luangnya dan kesehatannya untuk taat dan selalu meningingat Allah. Dan sungguh merugi bila ia melalaikan ketaatan-nya. KArena waktu luang akan diikuti dengan kesibukan dan kesehatan akan diikuti dengan masa sakit atau usia tua.
Dalam buku Asy-Syukr karya Ibn Abi ad-dunya, dinyatakan seorang alim Wahab bin Munabbah, mengatakan bahwa, Kesehatan adalah raja yang tersembunyi’.
Dan karena kesehatan adalah nikmat yang terindah dan disukai nafsu manusia, maka ini termasuk yang pertama kali dipertanggungjawabkan manusia didepan sang Khalik.


Hadits riwayat Turmudzi, menyatakan bahwa Rasulullah bersabda, yang artinya ,” Sesungguhnya yang paling pertama ditanyakan kepada hamba pada hari kiamat tentang nikmat adalah dengan perkataan,”Bukankah telah Kami sehatkan tubuhmu dan Kami limpahkan engkau air yang sejuk !”.

Saudaraku, sungguh Allah telah menganugerahkan kesembuhan kepada kita, maka terpujilah Dia , tiada tuhan melainkan Dia. Hanya Allah Subhanahu wa Ta’ala – lah yang menyembuhkan, Dia-lah yang mentakdirkan kesembuhan seorang hamba, karena hanya Dia-lah pencipta sebab dan musabab.

Diantara hal yang terbaik yang kita harus lakukan terhadap nikmat kesehatan dan nikmatnya waktu luang, adalah memperbanyak tahmid kepada Allah Subhanahu wa ta’ala atas nikmat yang tiada ternilai tersebut. Hadits riwayat Ibn Majah dan disahihkan Ad-Dhiyaa’ al Muqaddasy, bahwa Rasulullah bersabda, yang artinya ,” Tidaklah Allah Subhanahu wa Ta’ala member nikmat kepada seorang hamba lalu ia berkata,”Alhamdullilah”, (segala puji Bagi Allah), melainkan apa yang ia berikan (ucapan ) itu lebih baik daripada apa yang telah ia terima”. (Hr Ibn Majah).
Kalimat dalah hadits yaitu ‘illa kana al ladzi a’tha’ (melainkan apa yang ia (hamba) berikan yaitu apa yang dilakukan dan diperbuat manusia berupa ucapan pujian dan syukur, ‘afdhau min ma akhaza’ (lebih baik daripada apa yang ia terima) yaitu berupa nikmat. Mengandung makna yang sangat dalam , yakni bahwa nikmat Allah SWT kepada manusia berupa taufiq untuk bertahmid dan bersyukur, lebih besar daripada nikmat-Nya kepada manusia berupa kesehatan , harta dan anak atau lain sebagainya. Maka ber tahmid kepada Allah SWT dan bersyukur kepada-Nya adalah nikmat terbesar dan anugerah yang tak terhingga, karena Allah-lah yang member taufik dan anugerah kepada manusia agar mau bertahmid dan bersyukur.

Dari riwayat Abdullah bin Ghannam berkata bahwa Rasulullah bersabda, yang artinya,”Barang siapa yang berkata di waktu paginya,”Ya Allah , apa yang aku dapatkan atau didapatkan oleh salah seorang makhluk-Mu di waktu pagi hari berupa nikmat, maka itu hanya dari-Mu saja, tidak ada sekutu bagi-Mu. Maka hanya untuk-Mu segala pujian dan hanya untuk-Mu segala syukur” berarti ia telah menunaikan kesyukuran untuk waktu siangnya. Dan barang siapa yang berkata seperti itu di waktu sore, maka ia talah menunaikan kesyukuran untuk waktu malamnya,” (Hr Abu Dawud dan An-Nasa’i.).

Allahu a’lam
Sumber : Abdullah bin Ali al-Juaitsin , hikmah bagi orang sakit.


  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

Jangan tertawai orang lain

Dalam suatu riwayat diceritakan, suatu ketika Ibn Mas’ud memanjat pohon ara sehingga tampak betisnya yang kecil (kurus). Maka tertawalah para sahabat yang melihatnya. Ibn Mas’ud adalah laki-laki yang ukuran tubuhnya sebesar burung pipit, kurus dan pendek, hingga tinggi badannya tidak berbeda dengan orang lain yang sedang duduk. Kedua betisnya kecil dan tidak berisi.
Melihat tawa itu, Rasulullah segera bersabda, yang artinya ,” Apakah kamu menertawakan kecilnya betis Ibnu Mas’ud. Demi Allah yang diriku dalam kekuasaan-Nya, bahwa kedua betisnya itu timbangannya lebih berat daripada gunung Uhud “ . (Hr Thayalisi dan Ahmad). Saudaraku, Allah melarang memperolokkan orang lain. Sehingga tidak boleh seorang hamba mukmin yang mengenal Allah dan mengharapkan kebahagiaan kehidupan , memperolokkan orang lain. Sebab dalam hal ini ada unsur kesombongan yang tersembunyi dan penhinaan terhadap orang lain.
Hal itu menunjukkan kebodohan tentang neraca kebajikan di sisi Allah. Allah mengatakan,” Jangan ada sutu kaum memperolokkan kaum lainnya, sebab barangkali mereka yang diperolokkan itu lebih baik daripada yang memperolokkan, dan jangan pula perempuan memperolokkan perempuan lain, sebab barangkali mereka yang diperolokkan itu lebih baik daripada mereka yang memperolokkan.”.

Yang dinamakan baik dalam pandangan allah, ialah iman, ikhlas dan mengadakan kontak yang baik dengan Allah. Bukan dinilai dari rupa, badan, pangkat dan kekayaan.
Sebagaimana Rasulullah bersabda, yang artinya ,” Sesungguhnya Allah tidak melihat rupa dan kekayaan kalian, tetapi Allah melihat hati dan amal kalian, “ (Hr Muslim).

Jangan memberi gelar yang burukDan umumnya yang bergandengan dengan tindakan memperolokkan itu adalah memberi gelar / panggilan yang tidak baik kepada orang lain. Termasuk dalam kegiatan mencela, adalah memberi beberapa gelar yang tidak baik , yaitu suatu panggilan yang tidak layak dan tidak menyenangkan. Dan mengandung unsur penghinaan dan celaan.
Tidak layak bagi kita untuk berbuat jahat kepada orang lain. Dengan memanggil kawan kita dengan gelar yang tidak menyenangkan bahkan menjengkelkan. Tindakan ini bisa menyebabkan timbulnya kebencian dan permusuhan sesame kawan serta hilangnya jiwa kesopanan dan perasaaan lebih tinggi dari orang lain.

Sungguh indah apa yang telah dicontohkan Rasulullah. Dimana ketika Rasulullah jika berbincang dengan para sahabatnya selalu berusaha menghormati dengan cara duduk yang penuh perhatian, ikut tersenyum jika sahabatnya melucu, dan ikut merasa takjub ketika sahabatnya mengisahkan hal yang mempesona, sehingga setiap orang merasa dirinya sangat diutamakan oleh Rasulullah.

Saudaraku , pujilah dengan tulus dan tepat terhadap sesuatu yang layak dipuji sambil kita kaitkan dengan kebesaran Allah sehingga yang dipuji pun teringat akan asal muasal nikmat yang diraihnya, nyatakan terima kasih dan do’akan.

Bukankah ini sangat indah dan membahagiakan. Dan ingat jangan pernah kikir untuk berterima kasih.

Sumber : Halal wal haram fil Islam, Yusuf Qaradhawi.

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

Dosa yg tak terhapus walau dg shalat,puasa,haji

Firman Allah, yang artinya ,”Bekerjalah kamu , maka Allah dan rasul-Nya serta orang-orang mukmin akan melihat pekerjaanmu itu, dan kamu akan dikembalikan kepada (Allah) Yang Mengetahui akan yang ghaib dan yang nyata, lalu diberitakan-Nya kepada kamu apa yang telah kamu kerjakan “, (Qs. At-taubah : 105).

Maka bekerja untuk memperoleh harta dalam rangka ibadah kepada Allah adalah suatu kewajiban. Sebagaimana Rasulullah bersabda, yang artinya, “ Sesungguhnya diantara dosa-dosa itu, terdapat satu dosa yang tidak dapat dihapuskan dengan shalat, puasa, haji dan umrah “,
Sahabat bertanya , ‘ apa yanga dapat menghapuskannya ya Rasulullah ?’,
Beliau menjawab, yang artinya ,” Semangat dalam mencari rizki “. (Hr Thabrani).

Saudaraku, terdapat banyak ibadah yang tidak mungkin dilakukan tanpa biaya dan harta, sebagaimana zakat, infak, sedekah dst. Sedangkan biaya tersebut tiada mungkin diperoleh tanpa proses bekerja. Dan tidak hanya asal bekerja saja, namun harus yang halal.
Hal ini wajar, karena dalam setiap kegiatan bekerja , kita tidak akan lepas dari bingkai hubungan antar manusia. Sehingga dalam lingkungan ini aturan-aturan yang ada harus dipenhi. Etika dalam setiap pekerjaan harus dijaga. ‘Carilah kebutuhan hidup dengan senantiasa menjaga harga diri. Sesungguhnya segala persoalan itu berjalan menurut ketentuan’. (Hr Ibnu Asakir dari Abdullah bin Basri).

Bila kita cermati dengan seksama, maka tentu banyak keutamaan bekerja menurut pandangan islam.


  • Ampunan dosa datang dari Allah bagi orang yang ikhlas bekerja.
    Sebagaimana sabda Rasulullah, yang artinya ,” Baragsiapa yang sore hari kelelahan karena pekerjaan yang telah dilakukannya , maka di sore hari tersebut dosa-dosanya diampuni oleh Allah SWT “, (Hr Thabrani).

  • Mendapatkan cinta Allah SWT.
    Sebagaimana Rasulullah pernah bersabda, yanga artinya ,” sesungguhnya allah mencintai seorang mukmin yang giat bekerja “, (Hr Thabrani).
    Tentu saja tidak sekedar hanya bekerja, namun perlu keikhlasan dalam bekerja. Sehingga tercapailah ketekunan dan semangat dalam bekerja.
    Sebagaimana disabdakan Rasulullah, yang artinya ,” Sesungguhnya Allah mencintai seorang hamba yang apabila ia bekerja, ia menyempurnakan pekerjaanya “, (Hr Tabrani).

Allah berfirman, yang artinya “Wahai orang-orang yang beriman, penuhilah setiap perjanjian.” (Al Maidah: 1)

Dalam islam tidak pernah mengajarkan umatnya dalam urusan apapun untuk berkhianat, akan tetapi islam mengajarkan umatnya untuk senantiasa menepati janji, dan perjanjian. Hal ini juga harus ditanamkan , bahwa dalam lingkungan pekerjaan kita ada perrutan, tata-tertib, kode etik dalam pekerjaan. Seorang hamba pekerja harus menepati aturan-aturan yang telah disepakati bersama dan tidak mengkhianati kontrak kerja. Kecuali bila ada hal-hal yang melanggar syariah.
Saudaraku banyak hal-hal penting yang harus diperhatikan dalam bekerja, agar semua yang kita lakukan memiliki nilai ibadah dihadapan Allah. MArilah kita berusaha untuk itu.

Wallahu a’lam bishshowab.
Sumber : Ash showah

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

JALAN MENDEKATKAN DIRI PADA ALLAH

Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah dan carilah jalan yang mendekatkan diri kepada-Nya, dan berjihadlah pada jalan-Nya, supaya kamu mendapat keberuntungan. (Al Maidah 35)

Dalam surat Al Maidah ayat 35 diatas Allah memerintahkan kepada orang yang beriman agar bertakwa pada-Nya dan mencari jalan untuk mendekatkan diri pada-Nya. Menjadi kekasih Allah dan mendapat tempat yang mulia dan terhormat disisi-Nya adalah cita cita setiap orang yang ber-Iman. Betapa tidak… setiap orang didunia ini selalu berlomba lomba untuk merebut simpati dan tempat terhormat disisi pemimpin tertingginya masing masing, apakah itu bapak Direktur, Manager, Kepala divisi, Gubernur, Menteri, Presiden dan lain sebagainya. Mereka berlomba-lomba merebut simpati dan kedudukan dekat pimpinannya masing masing dengan harapan akan mendapat berbagai fasilitas dan kehormatan dari pimpinannya tersebut.
Jika kebanyakan manusia berebut dan berlomba-lomba untuk mendapatkan simpati dan tempat yang mulia disisi pemimpinnya masing masing, maka orang yang ber-Iman berlomba-lomba untuk merebut simpati dan tempat yang mulia disisi Allah penguasa tertinggi dialam semesta ini. Allah telah menetapkan prosedur dan cara tertentu untuk mendekatkan diri kepada-Nya. Kegiatan sholat, dzikir, mengerjakan amal sholeh, menjauhi larangan-Nya, mencegah diri dan orang lain dari perbuatan maksiat adalah cara yang diridhoi Allah untuk mendapat posisi terhormat disisi-Nya. Orang yang telah mendapat pengakuan dari Allah dan mendapat tempat terhormat disisi-Nya akan mendapat fasilitas dan berbagai kemudahan dari Allah dalam segala hal.
Manusia tidak akan bisa mendekatkan diri pada Allah dengan jasadnya, karena jasad manusia sangat lemah dan akan hancur binasa dimakan zaman (usia). Manusia hanya bisa mendekatkan diri pada Allah dengan Ruhnya, karena Ruh bersifat abadi, kekal tidak akan musnah dan hancur dimakan zaman (usia). Bagi orang yang ingin mendekatkan diri pada Allah, harus betul betul memperhatikan perawatan Ruhnya. Hanya Ruh yang suci dan bersih yang dapat berjumpa dan bertemu dengan Allah didunia maupun diakhirat. Orang yang yakin akan bertemu dengan Allah, maka ia akan menemui-Nya, perhatikan firman Allah dalam surat al Ankabut ayat 5:
Barang siapa yang mengharap pertemuan dengan Allah,
maka sesungguhnya waktu (yang dijanjikan) Allah itu, pasti datang. Dan Dialah Yang Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui. (Al-Ankabut 5)
Pertemuan dengan Allah
Apa mungkin kita bertemu Allah ketika masih hidup didunia ini ? Kita memang tidak mungkin bertemu Allah didunia ini secara fisik, karena jasad kita memiliki kemampuan yang sangat terbatas. Jasad yang lemah bergelimang dosa tidak mungkin bertemu dengan Allah, ia akan hancur binasa berhadapan denga Nur Ilahi.
Nabi Musa pernah memohon untuk bertemu Allah secara fisik, namun jasadnya tidak mampu menyaksikan kedahsyatan dan keagungan Allah hingga ia jatuh pinsan hal tersebut dikisahkan dalam Al Qur’an surat Al A’raaf 143 :
Dan tatkala Musa datang untuk (munajat dengan Kami) pada waktu yang telah Kami tentukan dan Tuhan telah berfirman (langsung) kepadanya, berkatalah Musa: “Ya Tuhanku, nampakkanlah (diri Engkau) kepadaku agar aku dapat melihat kepada Engkau”. Tuhan berfirman: “Kamu sekali-kali tidak sanggup melihat-Ku, tapi lihatlah ke bukit itu, maka jika ia tetap di tempatnya (sebagai sediakala) niscaya kamu dapat melihat-Ku”. Tatkala Tuhannya menampakkan diri kepada gunung itu, dijadikannya gunung itu hancur luluh dan Musa pun jatuh pingsan. Maka setelah Musa sadar kembali, dia berkata: “Maha Suci Engkau, aku bertobat kepada Engkau dan aku orang yang pertama-tama beriman”. (Al A’raaf 143)
Umat Nabi Musa yaitu Kaum Bani Isra’il juga pernah meminta hal yang sama untuk menyaksikan kedahsyatan Allah secara fisik, mereka semua tewas disambar petir yang muncul dari kedahsyatan Allah yang perkasa, hal tersebut juga dikisahkan dalam al Qur’an surat Al Baqarah ayat 55-56 :
55- Dan (ingatlah), ketika kamu berkata: “Hai Musa, kami tidak akan beriman kepadamu sebelum kami melihat Allah dengan terang”, karena itu kamu disambar halilintar, sedang kamu menyaksikannya. 56- Setelah itu Kami bangkitkan kamu sesudah kamu mati, supaya kamu bersyukur. ( Al Baqarah 55-56)
Dengan kemampuan jasad kita yang sangat terbatas ini kita tidak mungkin dapat bertemu dan memandang Allah dengan mata fisik kita selama hidup didunia ini, padahal Allah sangat dekat dengan kita. Ia lebih dekat dari urat leher kita sendiri, ia berada bersama kita dimanapun kita berada. Namun jangan pernah berharap dapat melihat Dia dengan mata jasmani ini. Kita tidak akan pernah mampu melihat-Nya dengan mata fisik sebagaimana disebutkan Allah dalam firmannya pada surat Al An Aam 103
Dia tidak dapat dicapai oleh penglihatan mata, sedang Dia dapat melihat segala penglihatan itu dan Dialah Yang Maha Halus lagi Maha Mengetahui. (Al An Aam 103)
Hanya Ruh kita yang mampu melihat dan berkomunikasi dengan-Nya secara nyata didunia maupun diakhirat. Karena Ruh adalah mahluk energy yang kekal, abadi, tidak akan pernah hancur dan musnah. Allah menyiapkannya untuk mampu hidup dialam Ruh, alam Dunia, alam Barzakh, padang Mahsyar serta alam Syurga atau Neraka kelak.
Manusia terdiri atas unsur Ruh yang abadi dan jasad yang tidak abadi (kekal). Ketika jasad telah mati hancur dan binasa Ruh tetap hidup dialam Barzakh. Sebagaimana disebutkan Allah dalam surat Al Baqarah ayat 154:
Dan janganlah kamu mengatakan terhadap orang-orang yang gugur di jalan Allah, (bahwa mereka itu) mati; bahkan (sebenarnya) mereka itu h idup, tetapi kamu tidak menyadarinya.(Al Baqarah 154)
Namun sayang kebanyakan manusia selama hidup didunia kurang memperhatikan perawatan dan kebutuhan Ruhnya yang akan hidup kekal abadi selamanya didunia dan akhirat. Mereka lebih banyak memperhatikan kebutuhan dan perawatan jasmaninya yang bersifat sementara dan hanya digunakan didunia ini saja, padahal jasmani tersebut sudah tidak berguna lagi setelah datangnya kematian.
Ruh yang sehat, selalu berdzikir mengingat Allah, dapat berkomunikasi dan memandang wajah Allah dengan segala keagungan dan kedahsyatan-Nya selama hidup didunia maupun akhirat. Ruh yang lemah, penyakitan, begelimang dosa dan kemaksiatan, tidak pernah berzikir mengingat Allah, tidak akan mampu berkomunikasi dan memandang kedahsyatan Allah selama hidup didunia dan akhirat. Ruh yang lemah bergelimang dosa dan kemaksiatan adalah tawanan syetan, hatinya tertutup dari berkomunikasi dan memandang kebesaran Allah oleh siasat dan tipu daya syetan yang sangat licik.
Bebaskan diri dari ikatan dunia
Barang siapa yang ingin memandang wajah Allah, mampu berkomunikasi dan selalu berada didekat-Nya selama hidup didunia dan akhirat, laksanakanlah semua perintah-Nya dan jauhi semua larangan-Nya. Laksanakan apa yang telah diikrarkan dalam sholat yaitu ayat 5 surat Al-Fatihah ” Iyyaka na’budu wa iyyaka nasta’iin”. Sadari bahwa anda adalah mahluk Ruh yang hidup kekal dan abadi, bebaskan diri anda dari keterikatan dengan kehidupan dunia yang tidak kekal, bersifat sementara dan akan lenyap dimakan zaman (usia). Sadari bahwa kehidupan dunia ini hanya bagian kecil dari perjalanan hidup anda yang panjang dan tidak ada batas akhirnya (unlimited). Dunia adalah tempat menyiapkan perbekalan untuk kehidupan abadi yang tidak pernah berakhir. Jangan anda tertipu oleh bujuk rayu syetan, hingga anda hanya fokus pada kehidupan dunia, tidak peduli dengan Ruh anda yang membutuhkan perawatan dan persiapan bekal untuk menempuh perjalan panjang didunia maupun akhirat.
Kita sudah merasakan betapa rumit dan beratnya perjalanan hidup didunia. Dunia adalah tempat mendewasakan Ruh, dunia adalah tempat menggembleng Ruh untuk menjadi mahluk yang tangguh, kuat dan siap untuk menghadapi berbagai kesulitan dalam perjalanan hidup yang masih panjang. Ruh yang mampu berkomunikasi dan selalu merasakan kedekatan dengan Allah, memiliki kemampuan dan ketangguhan yang prima dalam menghadapi berbagai kesulitan yang dihadapi selama hidup didunia, dialam Barzakh, padang Mahsyar dan lembah Neraka kelak.
Bagaimanapun usaha setiap orang untuk mendapatkan posisi terhormat disisi Allah tidak bisa dicapai dengan mudah begitu saja, butuh perjuangan yang ulet dan gigih. Allah akan menguji setiap orang yang berusaha mendekatkan diri pada-Nya dengan kejadian baik dan buruk. Godaan kesenangan hidup dunia dan tipu daya syetan yang licik selalu berusaha memisahkan seseorang dengan Allah secara kontinu dan terus menerus, sepanjang tarikan napasnya. Selama itu pula manusia harus melawan godaan dunia dan bisikan syetan itu.
Barang siapa yang ingin merasakan kedekatan dengan Allah, harus mampu membebaskan diri dari keterikatan dengan keinginan dunia yang berlebih lebihan. Dunia hanya bagian kecil dari perjalan hidup anda, namun sangat berpengaruh bagi kehidupan anda yang kekal abadi dan tidak pernah berakhir. Jika anda terpuruk dalam perbuatan maksiat, dosa dan durhaka pada Allah selama hidup didunia, maka tamatlah karir anda untuk menempuh perjalan hidup selanjutnya dialam akhirat yang abadi. Dengan menyadari posisi anda sebagai mahluk Ruh yang hidup kekal dan abadi, anda akan mampu menghadapi godaan dunia dengan arif. Orang yang tidak menyadari dirinya sebagai mahluk Ruh yang kekal dan abadi, dan beranggapan bahwa hidup hanyalah kehidupan didunia ini saja dan semuanya akan berakhir dengan datangnya kematian, tidak akan mampu menghadapi godaan duniawi. Hidupnya hanya tertuju pada kepentingan dunia, ia tidak peduli dengan kehidupan akhirat, orang seperti ini tidak akan mampu berkomunikasi dengan Allah, dan tidak akan mungkin mendapat tempat terhormat disisi Allah yang Maha Agung.
Mencari jalan untuk mendekatkan diri pada Allah
Dalam surat Al Maidah ayat 35 diatas Allah mengingatkan agar kita masing-masing selalu bertakwa dan mencari jalan untuk mendekatkan diri pada-Nya. Berwasilah bukan berarti mencari jalan untuk mendekatkan diri pada Allah dengan perantaraan keramat, arwah leluhur, para kyai, ulama atau perantara lainnya. Dekatkanlah diri pada Allah dengan mengerjakan ibadah dan amal saleh yang diridhoi Allah. Beberapa usaha yang dapat mendekatkan diri pada Allah antara lain:
1. Sholat sunah disamping sholat wajib, siang maupun malam hari
2. Rutin membaca dan mentadabburi Al-Qur’an
3. Dzikir dan tasbih mengagungkan nama Allah diwaktu pagi, sore ataupun malam hari
4. Berbuat baik kepada semua mahluk Allah
5. Selalu bersyukur dengan pemberian Allah
6. Berpuasa sunah diluar puasa Ramadhan
7. Berusaha membebaskan diri dari kecintaan pada kehidupan dunia
8. Sabar dan ridho atas berbagai musibah dan cobaan yang datang menghampiri
9. Menjauhkan diri dari sifat tercela seperti sombong, ria, ujub, iri, dengki, dendam dll
10. Menjauhkan diri dari perbuatan yang dilarang Allah seperti zina, judi, mabuk, khianat dll
Insya Allah jika semua hal diatas dikerjakan semata mata karena mengharap ridho dan kedekatan dengan-Nya, Allah akan menempatkan anda pada posisi “Al-Muqarrobun” yaitu orang yang dekat dan mendapat posisi mulia disisi Allah…… Amiiin…

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

Tujuh golongan yang dilindungi Allah di Padang Mahsyar

Maka apabila sangkakala ditiup sekali tiup[1507] . dan diangkatlah bumi dan gunung-gunung, lalu dibenturkan keduanya sekali bentur. Maka pada hari itu terjadilah hari kiamat, dan terbelahlah langit, karena pada hari itu langit menjadi lemah.

[1507]. Maksudnya: ialah tiupan yang pertama yang pada waktu itu alam semesta menjadi hancur. (Al-Haaqqah: 13-16)


Kami biarkan mereka di hari itu[893] bercampur aduk antara satu dengan yang lain, kemudian ditiup lagi[894] sangkakala, lalu Kami kumpulkan mereka itu semuanya,

[893]. Maksudnya: Di hari kehancuran dunia yang dijanjikan oleh Allah

[894]. Maksudnya: tiupan yang kedua yaitu tiupan sebagai tanda kebangkitan dari kubur dan pengumpulan ke padang Mahsyar, sedang tiupan yang pertama ialah tiupan kehancuran alam ini. (Al Kahfi: 99)


Dan apabila datang suara yang memekakkan (tiupan sangkakala yang kedua), pada hari ketika manusia lari dari saudaranya, dari ibu dan bapaknya, dari istri dan anak-anaknya. Setiap orang dari mereka pada hari itu mempunyai urusan yang cukup menyibukkannya. (Abasa: 33-41)


(Yaitu) pada hari Kami gulung langit sebagai menggulung lembaran - lembaran kertas. Sebagaimana Kami telah memulai panciptaan pertama begitulah Kami akan mengulanginya. Itulah suatu janji yang pasti Kami tepati; sesungguhnya Kamilah yang akan melaksanakannya. (Al-Anbiyaa: 104)



Setelah terompet Sangkakala ditiup untuk kedua kalinya, manusia akan dibangkitkan kembali di Padang Mahsyar seperti keadaan saat dilahirkan; telanjang... tanpa pakaian seperti tercantum dalam surat Al-Anbiyaa di atas....Sebagaimana Kami telah memulai panciptaan pertama.


Masing-masing akan panik dan mengurusi diri sendiri, sehingga tidak sempat lagi memikirkan saudara, ibu, bapak atau teman. Bahkan karena paniknya dan karena sibuknya manusia dengan urusannya masing-masing, sampai mereka tidak sadar bahwa mereka tidak berpakaian dan orang lain juga tidak berpakaian.


Aisyah RA. termasuk wanita yang merasa sangat kaget dan malu bukan kepalang ketika mendengar berita yang menurutnya sangat memalukan itu dan menyentuh perasaan kewanitaannya.

Lantas dia segera bertanya kepada Rasulullah SAW : "wahai Rasulullah, jadi apakah lelaki dan wanita akan melihat aurat satu sama lainnya?".

Rasulullah SAW menjawab: "Keadaan pada saat itu akan sangat sulit untukmemperhatikan hal-hal yang demikian." (Hadits Riwayat Bukhari Vol. 8 : No. 534)

Setelah itu, manusia akan berdiri di tanah rata yang sangat luas (padang Mahsyar) tersebut.


Disebutkan bahwa pada saat ini matahari dekat sekali (satu "mile" tepat di atas kepala kita) sehingga akan terasa amat sangat panas dan keringat manusia akan membanjiri padang ini.


Adapun banyaknya keringat mereka tergantung dari dosa dan amal mereka saat di dunia. Ada yang keringatnya mencapai dengkul, ada yang sampai pinggul, bahkan ada yang sampai mulut. (Hadits Riwayat Muslim no. 1331 dan no. 6852)


Kita akan di banjiri keringat kita.....


Sebagian mengartikan satu "mile" sebagai satu jengkal. Sulayman ibn Amir dalam hadits tersebut tidak mengetahui jelas maksud Rasulullah dengan satu "mile".


Tetapi dasarnya adalah Matahari akan sangat dekat yang akan membuat kita amat sangat kepanasan dan mengeluarkan banyak keringat.

Semua orang akan merasa amat sangat kepanasan dan keringat bercucuran dari tubuhnya.

Di waktu yang maha panas di Padang Mahsyar itu, tentulah para manusia menjadi bingung dan mencari tempat perlindungan. Dan pada hari itulah manusia berkata : "Ke mana tempat lari?". Dalam Al-Quran disingkapkan dengan tegas dan jelas sekali perihal keadaan itu sebagaimana Firman Allah SWT: "Pada hari itu manusia berkata: "Kemana tempat lari?" Sekali-kali tidak! Tidak ada tempat berlindung!"

(Al-Qiyamah : 10-11).


Tetapi dengan kehendak Allah SWT akan terdapat beberapa naungan, tetapi tidak semua manusia dapat berteduh di bawahnya, itu merupakan rahmat Allah SWT dan naungannya.


Rasulullah bersabda : "Tujuh gologan yang bakal Allah naungi dengan rahmatNya pada hari yang tiada naungan selain naunganNya. Semoga kita termasuk di dalamnya


Siapa 7 golongan itu?

Golongan yg pertama adalah para Pemimpin yang adil.


Yang kedua

Pemuda yang sentiasa beribadat kepada Allah semasa hidupnya.


Yang ketiga

Orang yang hatinya dekat dengan Masjid (Selalu sembahyang lima waktu bersama di Masjid).


Yang keempat

Dua orang yang saling mencintai karena Allah, mereka bertemu dan berpisah hanya di jalan Allah.


Yang kelima

Seorang lelaki yang menolak tawaran dari seorang wanita yang cantik dan terhormat (atau mempunyai kedudukan) untuk melakukan hubungan terlarang dengannya, dan berkata: "Saya takut kepada Allah".


Yang keenam

Seorang yang memberi sedekah secara diam-diam, sehingga tangan kirinya tidak tahu apa yang telah dikeluarkan tangan kanannya untuk bersedekah.


dan yg terakhir

Seseorang yang mengingat Allah di tempat yang sepi sehingga matanya penuh dengan air mata. (Hadits Riwayat Bukhari vol. 1 no. 629 )


Itulah 7 golongan yang bakal mendapat naungan Allah di padang mahsyar nanti..

semoga kita masuk dalam salah satu dari golongan itu, Amiin Yaa robal`aalamin.

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

TIDUR TERLALU LARUT BISA MENYEBABKAN KANKER HATI

Para dokter di National Taiwan Hospital baru-baru ini mengejutkan dunia kedokteran karena ditemukannya kasus seorang dokter muda berusia 37 tahun yang selama ini sangat mempercayai hasil pemeriksaan fungsi hati (GOT,GPT), ternyata saat menjelang Hari Raya Imlek diketahui positif menderita kanker hati sepanjang 10 cm!

Selama ini hampir semua orang sangat bergantung pada hasil indeks pemeriksaan fungsi hati (Liver Function Index). Mereka menganggap bila pemeriksaan menunjukkan hasil index yang normal berarti semua OK.

Kesalahpahaman macam ini ternyata juga dilakukan oleh banyak dokter spesialis. Benar-benar mengejutkan, para dokter yang seharusnya memberikan pengetahuan yang benar pada masyarakat umum, ternyata memiliki pengetahuan yang tidak benar.

Pencegahan kanker hati harus dilakukan dengan cara yang benar. Tidak ada jalan lain kecuali mendeteksi dan mengobatinya sedini mungkin, demikian kata dokter Hsu Chin Ch’uan. Tetapi ironisnya, ternyata dokter yang menangani kanker hati juga bisa memiliki pandangan yang salah, bahkan menyesatkan masyarakat, inilah penyebab terbesar kenapa kanker hati sulit untuk disembuhkan.

Saat ini ada seorang pasien dokter Hsu yang mengeluh bahwa selama satu bulan terakhir sering mengalami sakit perut dan berat badannya turun sangat banyak. Setelah dilakukan pemeriksaan supersound baru diketemukan adanya kanker hati yang sangat besar, hampir 80% dari livernya (hati) sudah termakan habis. Pasien sangat terperanjat, Bagaimana mungkin? Tahun lalu baru melakukan medical check-up dan hasilnya semua normal.

Bagaimana mungkin hanya dalam waktu satu tahun yang relatif singkat bisa tumbuh kanker hati yang demikian besar?

Ternyata check-up yang dilakukannya hanya memeriksa fungsi hati.
Hasil pemeriksaan juga menunjukkan normal. Pemeriksaan fungsi hati adalah salah satu item pemeriksaan hati yang paling dikenal oleh masyarakat. Tetapi item ini pula yang paling disalahpahami oleh masyarakat kita. Pada umumnya orang beranggapan bahwa bila hasil index pemeriksaan fungsi hati menunjukkan angka normal berarti tidak ada masalah dengan hati. Tetapi pandangan ini mengakibatkan munculnya kisah-kisah sedih karena hilangnya kesempatan mendeteksi kanker sejak stadium awal.

Dokter Hsu mengatakan, GOT dan GPT adalah enzim yang paling banyak ditemui di dalam sel-sel hati. Bila terjadi radang hati atau karena satu dan sebab lain sehingga sel-sel hati mati, maka GOT dan GPT akan lari keluar. Hal ini menyebabkan kandungan GOT dan GPT di dalam darah meningkat.Tetapi tidak adanya peningkatan angka GOT dan GPT bukan berarti tidak terjadi pengerasan pada hati atau tidak adanya kanker hati. Bagi banyak para penderita radang hati, meski kondisi radang hati mereka telah berhenti, tetapi dalam hati (liver) mereka telah terbentuk serat-serat dan pengerasan hati. Dengan terbentuknya pengerasan hati, maka akan mudah sekali untuk timbul kanker hati.

Selain itu, pada stadium awal kanker hati, index hati juga tidak akan mengalami kenaikan. Karena pada masa-masa pertumbuhan kanker, hanya sel-sel di sekitarnya yang diserang sehingga rusak dan mati. Karena kerusakan ini hanya secara skala kecil maka angka GOT dan GPT mungkin masih dalam batas normal, katakanlah naik pun tidak akan terjadi kenaikan yang tinggi. Tetapi oleh karena banyak orang yang tidak mengerti akan hal ini sehingga
berakibat terjadilah banyak kisah sedih.

Penyebab utama kerusakan hati adalah :

1. Tidur terlalu malam dan bangun terlalu siang adalah penyebab utama.
2. Tidak buang air di pagi hari.
3. Pola makan yang terlalu berlebihan.
4. Tidak makan pagi.
5. Terlalu banyak mengkonsumsi obat-obatan.
6. Terlalu banyak mengkonsumsi bahan pengawet DLL
7. Minyak goreng yang tidak sehat.
8. Mengkonsumsi masakan mentah (sangat matang).

Kita harus melakukan pencegahan dengan tanpa mengeluarkan biaya tambahan. Cukup atur gaya hidup dan pola makanan sehari-hari. Perawatan dari pola makan dan kondisi waktu sangat diperlukan agar tubuh kita dapat melakukan penyerapan dan pembuangan zat-zat yang tidak berguna sesuai dengan jadwalnya.

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS