RSS

Indonesia Diharapkan Bantu Atasi Konflik Timur Tengah

Jakarta (ANTARA) - Ketua Badan Kerja Sama Antarparlemen (BKSAP) DPR RI, Hidayat Nur Wahid, mengharapkan Pemerintah Indonesia melalui Kementerian Luar Negeri ikut membantu mengatasi krisis politik yang sedang terjadi di sejumlah negara di Timur Tengah.

"Pemberontakan di Timur Tengah akibat rakyat tidak diberi peluang untuk berbicara, berekspresi dan menghadirkan kedaulatannya. Bahkan, demokrasi dibungkam dan kebebasan pers juga dibungkam serta adanya kesenjangan sosial antara elite penguasa dengan rakyatnya. Indonesia sudah pernah mengalaminya, sehingga wajar bila Indonesia juga berani maju ke depan, dengan menyebarkan demokrasi," kata Hidayat di Jakarta, Jumat.

Menurut mantan Presiden Partai Keadilan Sejahtera (PKS) itu, Indonesia perlu memaksimalkan perannya di dunia Islam dan dunia demokrasi.

Ia mengatakan, negara Barat selalu berharap Indonesia untuk menyebarkan iklim demokrasi kepada negara-negara di Timur Tengah.

"Indonesia, sudah punya pengalaman yang baik, sehingga wajar maju ke depan untuk mengomunikasikan masalah ini," kata mantan Ketua MPR RI itu.

Ketika ditanya, apakah pemberontakan itu ada rekayasa dari Amerika Serikat dan Israel, kata Hidayat, kalau ada campur tangan dari AS, maka rakyat Timur Tengah akan menolaknya.

"Apa yang terjadi di Timur Tengah merupakan murni gejolak dari rakyatnya untuk meminta perbaikan dan demokratisasi, keadilan, sosial dan ekonomi," katanya.

Sejumlah negara di Timur Tengah yang tengah mengalami krisis politik, antara lain Mesir, Libya, dan Tunisia.

Sebelumnya, Koordinator Kaukus Parlemen Indonesia untuk Palestina Al Muzzammil Yusuf, meminta Pemerintah Indonesia agar mendorong Organisasi Konferensi Islam (OKI) dan Liga Arab supaya ikut campur tangan menyelesaikan krisis politik di Libya.

"Jika Liga Arab tidak cukup mampu berperan karena sebagian mereka sedang terkena masalah serupa, maka libatkan saja OKI yang di dalamnya ada Turki dan Indonesia, dua negara demokratis, untuk bisa turut berperan dalam menanggulangi persoalan kemanusiaan di Libya," katanya dalam siaran pers yang diterima ANTARA dari Humas Fraksi PKS, di Jakarta, Jumat.

Menurut Muzzamil Yusuf , Liga Arab dan OKI akan lebih diterima oleh masyarakat Libya maupun Kadafi karena persamaan kultural maupun agama. Sementara dengan Barat, Kadhafi juga mempunyai latar belakang konflik yang panjang.

"Ini adalah momentum diplomasi Indonesia di Timur Tengah dimana selama ini pun Indonesia tidak memiliki masalah dengan Khadafi," katanya.

Politisi PKS ini khawatir jika Libya tidak ditangani oleh OKI dan Liga Arab, maka akan menjadi korban kelicikan AS untuk mengeruk keuntungan minyak melalui invansi bersenjata di Timur Tengah.

"Jangan sampai Libya menambah deretan panjang penderitaan Ddnia Islam setelah Palestina, Irak, dan Afghanistan," ucap Muzzammil.

Ia menilai campur tangan Amerika Serikat di Libya sebenarnya untuk mengincar sumber minyak mentah Libya.

"Rakyat Libya dan dunia harus waspada terhadap campur tangan AS karena AS akan mengincar minyak seperti yang terjadi di Irak dan Afghanistan. Jika AS berniat untuk memperjuangkan kemanusiaan. Urusi saja korban kemanusiaan di Palestina, Irak dan Afghanistan, yang jelas-jelas korban arogansi AS dan sekutunya," kata Muzzammil.

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

0 komentar:

Posting Komentar